21 Januari, 2009

Tips Membawa Ikan Hidup (Lele) Untuk Perjalanan Jauh

Yang kita bahas kali ini adalah cara untuk membawa ikan hidup (lele) dalam jumlah besar untuk kepentingan ekonomi (jual beli), sehingga sangat diperlukan perhitungan yang baik agar barang yang dibawa selamat, kuantitas yang maksimal serta ekonomis.
Sebelum membahas tentang teknis membawa ikan, sebelumnya harus dipastikan hal-hal sebagai berikut:



  1. Ikan yang dibawa dalam kondisi sehat dan fit
    Faktor yang utama dalam keselamatan ikan yang kita bawa adalah kondisi ikan itu sendiri, menjadi percuma semua persiapan & antisipasi yang kita lakukan jika ikan yang akan kita bawa sudah dalam keadaan tidak sehat atau fit, beberapa hal yang mempengaruhi kondisi kesehatan ikan lele
    · Umur ikan lebih dari 2 bulan dalam kolam pembesaran
    · Ikan tidak muntah karena diberi makan sebelum dipanen
    · Ikan tidak kehabisan nafas karena proses sortir dan atau perjalanan yang lama dari kolam ke tempat muat/loading

  2. Kendaraan yang digunakan layak untuk waktu dan jumlah berat muatan, sebab untuk membawa ikan (lele) hidup dibutuhkan air sebwsae jumlah ikan yang dibawa, jangan sampai kendaraan mogok atau rusak dijalan karena kelebihan muatan.

  3. Lokasi muat sedekat mungkin dengan kolam/empang/danau tempat memelihara ikan, semakin jauh & sulit lokasi kolam dengan tempat loading memberikan resiko yang tinggi pada ikan yang dibawa, sebab ikan diangkut dari lokasi ketempat loading baik jauh atau dekat dalam kondisi kering (tanpa air) semakin lama waktu angkat dari kolam/empang/danau sampai tempat muat, semakin tinggi resiko kematian

Membawa ikan (lele) untuk kebutuhan ekonomis secara ideal adalah untuk perjalanan maksimal 6 jam, jika perjalanan lebih lama dari 6 jam masih memungkinkan untuk dilakukan tetapi mejadi tidak ekonomis, semakin lama perjalanan yang dilakukan kepadatan maksimal yang disarankan semakin minimal sehingga secara biaya menjadi tidak ekonomis. Untuk perjalanan maksimal 6 jam perbandingan antara jumlah ikan yang dimuat dan air adalah 1 : 1, untuk menghitung kapasitas mobil yang dibutuhkan adalah dengan menjumlahkan berat ikan dan air yang dibawa, sebagai contoh mobil Mitsubishi T120 dengan kapasitas maksimal 1.200 Kg, maka ikan(lele) maksimal yang bias dimuat adalah 600 Kg ditambah berat air 600 Kg.



  1. Persiapan kendaraan dan perlengkapan
    Kendaraan yang disarankan untuk membawa ikan adalah mobil terbuka seperti Carry, L300, Truk dan lain-lain, dengan menggunakan mobil terbuka lebih dimungkinkan untuk mengatur suhu air saat dibawa, ikan akan lebih cepat kolaps dan mati jika suhu air tinggi, baik karena udara panas maupun kepadatan yang berlebihan.
    Mobil terbuka pada umumnya tidaklah memiliki bak yang dapat menahan air (merembes) sehingga dibutuhkan alas yang dapat menahan air, alas yang dimaksud adalah terpal, selain, menggunakan terpal ikan juga dapat dibawa dengan wadah (blong) tetapi hal ini tidak dimungkinkan untuk membawa ikan dalam jumlah banyak, ikan sangat membutuhkan udara dengan mengambil nafas kepermukaan air, pada kondisi didalam Blong yang tinggi, ikan akan mengumpul ditengah blong dan sangat sulit untuk mengambil nafas.
    Sebelum terpal dipasang terlebih dahulu pasangkan penambah ketinggian mobil jika dibutuhkan untuk dapat memaksimalkan muatan yang dibawa, penambah ketinggian dapat dibuat dari bambu yang dibentuk menyerupai papan atau menggunakan papan yang memiliki ketebalan cukup. Terpal dipasang mengikuti alur bak mobil sehingga terpal yang dibutuhkan harus sesuai dengan ukuran bak kendaraan yang dipergunakan, jangan sampai terpal terlalu kecil yang tidak dapat memaksimalkan tinggi sehingga ikan yang dibawa tidak ekonomis, setelah terpal dipasang, perlu dilakukan pengecekan terhadap terpal yang dipasang, telah terikat dengan baik dan kuat serta tidak ada kebocoran.
    Gambar : Penambahan tinggi mobil dengan anyaman Bambu

  2. Pengisian Air
    Setelah dipastikan bahwa kondisi mobil telah siap untuk diisi air, masukkan air kedalam bak mobil setinggi sepertiga (1/3) dari tinggi terpal, hal ini dengan perhitungan sepertiga untuk air, sepertiga untuk ikan yang akan dimuat dan sepertiga adalah area bebas untuk mengantisipasi goncangan-goncangan yang terjadi selama perjalanan, air yang disarankan adalah air yang memiliki kadar oksigen tinggi, misalnya air dari tandon yang telah didiamkan minimal satu hari, jika memang tidak memungkinkan dapat digunakan air dari sumur, PDAM atau sungai yang sudah dipastikan tidak mengandung racun, dapat juga diisikan air dari kolam/empang ikan yang akan dimuat sebanyak sepertiga dari jumlah air untuk memudahkan adaptasi ikan yang dibawa.

  3. Loading Ikan
    Ikan yang akan diloading adalah ikan yang sudah disortir untuk kondisi kesehatan dan ukuran yang diinginkan, sangat tidak disarankan untuk melakukan sortir diatas bak mobil atau mencampur ikan yang dalam kondisi tidak fit (udah lemas) dengan ikan yang bagus, ikan yang mati dalam perjalanan menyebabkan kerusakan air semakin cepat dan proses sortir menyebabkan ikan semakin stress yang menyebabkan kematian yang tinggi dalam perjalanan. Dibutuhkan personel yang cukup dalam proses loading untuk meminimalkan waktu ikan dalam kondisi kering tanpa air, yaitu saat ikan diangkat dari kolam, timbang dan muat diatas kendaraan, selain itu untuk memastikan ikan tidak “terbanting” saat dimuat, perlu adanya personel yang menerima ikan diatas mobil dan menaruh secara hati-hati didalam bak mobil.

  4. Finishing
    Kegiatan fisnishing perlu dilakukan secara baik sebab banyak faktor yang dapat menyebabkan kegagalan sehingga menimbulkan kerugian yang besar, kegiatan finishing yang dimaksud adalah memberikan penutup pada bak mobil dan pengecekan akhir sebelum dilakukan perjalanan. Penutupan bak mobil harus dilakukan untuk mengamankan ikan selama perjalan, menghindari adanya pencurian selama perjalanan, mencegah keluarnya ikan (melompat) serta memastikan goncangan yang terjadi selama perjalanan tidak menyebabkan ikan terjatuh, yang perlu diperhatikan saat memberikan penutup adalah adanya okseigen yang ada didalam bak harus bisa maksimal, sebab karakteristik ikan lele lebih membutuhkan udara dibandingkan air dalam jumlah banyak, penutup bisa dibuat dari papan yang mudah dibuka dan tutup atau dengan menggunakan jaring yang lebar. Tips terakhir adalah dengan memberikan minyak kelapa 2-3 sendok makan ke air untuk menghilangkan buih yang ditimbulkan karena ikan dalam kondisi stress.

15 Januari, 2009

Kosakata Khas Gresik

Ada banyak kata-kata dalam masyarakat Gresik yang dianggap "aneh" bagi para warga pendatang, berikut beberapa kata-kata tersebut :


Esun = Aku, saya
Sang = Ku, Milikku
Sang Wek = Punyaku
Reang = Kamu
Keno = Kamu
Nyelilat = Ndableg
Pareg = Dekat
Agung = Banyak, Tinggi (Air)
Buri = Mungut Ikan Sisa Panen
Ndolok = Berhenti, Istirahat
Gendul = Botol
Ndingkik = Melihat (orang)
Genthang = Terkapar
Gak Danding = Gak Pas, Gak Benar
Gak Dunung = Gak Bisa, Gak Pintar
Seru = Sangat
Seliden = Sembunyi
Lesu = Lapar
Bupungan = Makan Bersama
Tilik = Mengunjungi Saudara yang Punya Hajat (Bayi, Pindah Rumah)
Panggungan = Souvenir Saat Mengunjungi acara
Note : Kosakata Khas Gresik bersifat lokal sehingga ada kemungkinan satu daerah menggunakan suatu istilah, sedangkan didaerah lain tidak menggunakan kata tersebut, mis : kata "Reang", "Ndingkik", "Ndolok" banyak digunakan di daerah Indrodelik (Bungah) sedang daerah lain tidak menggunakan

13 Januari, 2009

HUKUM MEMELIHARA BURUNG DALAM ISLAM

Disadur dari : http://www.kicaumania.org/



Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Saya bermaksud untuk menanyakan kepada Anda hukum syari'at tentang perdangan atau pemilikan hewan-hewan karena hobi atau karena dimaksudkan sebagai hiasan. Sebagaimana contohnya sebagai berikut :1. Burung-burung hiasan , seperti ; beo dan burung-burung berhulu warna-warni2. Binatang melata, seperti ; ular dan kadal3. Binatang buas, seperti ; serigala, singan rubah dan lain-lain


Dimana hewan-hewan tersebut dipelihara karena bentuknya yang bagus atau karena kelangkaannya. Dan perlu diketahui, semua hewan-hewan tersebut berharga sangat mahal dan dikurung. Perdagangan seperti ini sangat menguntungkan sekali.Pertama : Jual beli burung hiasan, seperti burung beo dan burung-burang warna warni serta burung kicauan karena suaranya adalah boleh, sebab memandangnya dan mendengar suaranya merupakan suatu yang mubah. Dan tidak ada dalil syari'at yang mengharamkan perdagangan atau memilikinya. Bahkan ada riwayat yang justru membolehkan pengurungannya jika diberikan makan, minum , serta diperlakukan secara lazim. Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan hadits Anas, dia bercerita : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan aku memiliki seorang saudara yang biasa dipanggil dengan sebutan Abu 'Umair (dia (perawi) berkata : Saya kira, anak baru disapih). Beliau datang, lalu memanggil : Wahai Abu 'Umair, apa yang sedang dilakukan oleh si Nughair kecil. Sementara anak itu sedang bermain dengannya. Nughair adalah nama sejenis burung.Di dalam syarahnya, Fathul Baari, Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam mengambil kesimpulan yang bermanfaat dari hadits tersebut : Di dalam hadits tersebut terkandung pengertian yang membolehkan anak kecil bermain dengan burung. Juga membolehkan kedua orang tuanya membiarkan anaknya bermain dengan permainan yang dibolehkan. Serta membolehkan pembelanjaan untuk membeli permainan anak kecil yang dibolehkan. Juga membolehkan pengurungan burung di dalam sangkar dan lain-lainnya, dan pemotongan bulu sayap burung,dimana keadaan burung Abu 'Umair tidak lepas dari salah satu dari keduanya. Apapun kenyataannya maka hukumnya sesuai dengan keadaan tersebut. Demikian juga dengan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.Artinya : Ada seorang wanita yang masuk Neraka karena seekor kucing yang disekapnya, karena dia tidak memberinya makan dan minum, dan tidak juga membiarkannya makan serangga tanahJika yang demikian itu diperbolehkan pada kucing, maka dibolehkan juga pada burung dan yang sebangsanya.Sebagian ulama ada yang berpendapat makruhnya pengekangan hewan-hewan itu untuk dilatih, dan sebagian melarangnya. Mereka mengatakan, bahwa mendengarkan suaranya dan menikmati pemandangannya bukan menjadi kebutuhan seseorang, bahkan hal itu merupakan kesombongan, kejahatan, kehidupan yang keras dan juga kebodohan. Sebab, hewan itu ingin bersuara keras dan orang tersebut sepertinya tidak suka burung itu terbang bebas di udara. Sebagaimana yang disebutkan di dalam buku Al-Furuu' Wa Tashbihuhu, karya Al-Mardawi, IV/9, serta Al-Inshaaf, IV/275.Kedua : Di antara syarat sahnya jual beli adalah barang yang diperjualbelikan itu terdapat manfaat tanpa dibutuhkan, sedangkan ular sama sekali tidak memberi manfaat, bahkan malah membawa bahaya, sehingga tidak boleh dijual dan juga dibeli. Demikian halnya dengan kadal yang tidak memberi manfaat, sehingga tidak boleh diperjualbelikan.Ketiga : Tidak diperbolehkan menjual binatang buas, baik itu serigala, singa, maupun rubah, dan lain-lain dari setiap binatang buas yang bertaring, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam malarang hal tersebut. Dan yang demikian itu menghambur-hamburkan uang. Sementara Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah melarang hal itu.Wabillaahit Taufiq. Dan mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya.[Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta, Fatwa Nomor 18807, Disalin dari Fataawaa Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyyah Wal Ifta, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Jual Beli, Pengumpul dan Penyusun Ahmad bin Abdurrazzaq Ad-Duwaisy, Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi'i]
(Indraf)

12 Januari, 2009

Si Gendut

Namanya sangat bagus Akhdan Muhammad Fadhil, yang artinya kurang lebihnya sahabat terbaik, umurnya sekarang 5,5 tahun lahirnya di Gresik tanggal 12 Maret 2003, tapi dia bukan orang yang ngomongnya esun-esun lho..

Badannya lumayan sehat & singset, dulu malah gemuk, makannnya dia dulu punya panggilan Si Gendut, selain itu dia juga punya panggilan Si Tuit.. soalnya dulu waktu kecil, kalau dipanggil sering jawabnya niruin burung kenari "Mas Akhdan..." jawabnya "Tuuiiit.." lucu banget ya...apalagi kalau melihat jari-jari tangannya, bikin kangen kalau jauh, soalnya jarinya itu gemuk-gemuk, tapi dia tidak kegendutan, soalnya anaknya itu aktif banget.

Yang aneh (bukan aneh sih.. buat anak-anak) cita-citanya itu lho.. dari dulu cuma pengen jadi "Pak Sopir" walaupun bukan profesi yang jelek, tapi namanya orang tua, pengennya punya anak yang cita-citanya setinggi langit...

Sementara itu dulu cerita Mas Tuiiittt...